Warga Desa Sudan Kecamatan Kragan Mengeluh, Jalan Rusak dan Berdebu Akibat Truk Tambang

Table of Contents

RembangBertahun-tahun akses jalan Desa Sudan, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, rusak parah dan penuh debu setiap kali armada truk tambang melintas. Kondisi itu memicu keresahan warga, hingga meminta perhatian serius pemerintah dan DPRD untuk segera melakukan perbaikan jalan.

Rabu (10/9/2025), puluhan emak-emak Desa Sudan bahkan menggelar aksi protes dengan menutup akses jalan menggunakan drum. Mereka mengaku tak tahan lagi dengan polusi debu yang ditimbulkan truk pengangkut tambang tras yang hilir mudik setiap hari.

Salah satu tokoh masyarakat Desa Sudan, Ahwan, menceritakan awal mula aksi tersebut. “Semula saya di rumah, tiba-tiba didatangi para ibu-ibu yang sudah jengkel dengan polusi. Mereka ajak saya ke balai desa untuk menyampaikan protes,” katanya.

Menurutnya, permasalahan itu sudah berlangsung sejak 2004 silam dan hingga kini tak kunjung ada solusi. Warga semakin terganggu karena debu tidak hanya mengotori rumah, tetapi juga mengancam kesehatan.

“Kalau makanan di dapur tidak ditutup rapat, bisa-bisa ikut makan debu. Rumah saya saja ventilasinya ditutup rapat, karena takut debu. Sangat jarang warga berani buka pintu,” tambahnya.

Aksi blokir jalan sempat menimbulkan antrean panjang truk tambang dan menyebabkan kemacetan. Namun akhirnya akses dibuka kembali setelah pihak Desa Sudan mengeluarkan surat tertulis yang berisi larangan truk tambang melintas mulai Kamis (11/9/2025), sampai ada penyelesaian bersama.

Ahwan mengaku lega setelah keputusan itu. “Sehari ini saja terasa beda. Udara lebih bersih. Kami berharap penambang juga tahu diri, jangan hanya memikirkan untung, tapi juga kesehatan warga,” harapnya.

Pihak desa berencana mempertemukan masyarakat dengan pelaku usaha tambang untuk mencari solusi. Salah satu tuntutan warga adalah agar truk tambang dialihkan ke jalur khusus, sehingga tidak lagi melewati pemukiman.

Hal senada disampaikan warga Desa Terjan yang bertetangga dengan Sudan. Thoriqul Ulum mengaku masyarakat di desanya juga sudah lama resah. “Kalau keluar rumah harus pakai masker. Memang ada penyiraman jalan, tapi siangan sedikit debunya kembali parah. Saya sering menyuarakan di media sosial,” ujarnya.

Sementara itu, Nur Shodiqin, warga Desa Terjan lainnya, menilai solusi utama adalah pengaspalan jalan oleh pemerintah. “Sudan dan Terjan ini kan penghasil tambang tras sejak lama. Penambang juga bayar pajak, tapi kenapa jalannya malah rusak? Solusinya ya pemerintah segera mengaspal supaya debu tidak lagi mengganggu,” tegasnya.

Warga berharap pemerintah Kabupaten Rembang bersama DPRD segera turun tangan untuk memperbaiki jalan desa. Mereka menegaskan, kondisi jalan yang rusak dan berdebu tidak hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga membahayakan kesehatan masyarakat.