Brandal Alif Adukan Pembangunan RS KSH ke Bupati dan DPRD Rembang

Table of Contents

 

Rembang, 8 Oktober 2025 — Setelah menggelar aksi unjuk rasa di lokasi proyek pembangunan Rumah Sakit Keluarga Sehat (KSH) di Kecamatan Rembang, puluhan anggota organisasi masyarakat Brandal Alif kembali melanjutkan aksinya dengan mendatangi Kantor Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Rembang, Rabu (8/10).

Langkah ini diambil lantaran aspirasi mereka sebelumnya tidak mendapat tanggapan dari pihak pengembang maupun Pemerintah Kabupaten Rembang. Massa Brandal Alif tampak memenuhi area pintu masuk Kantor Setda sambil meneriakkan tuntutan agar Bupati Rembang keluar menemui mereka.

“Keluar Pak Bupati!” teriak para anggota Brandal Alif bersahutan di halaman Kantor Setda.

Dalam orasinya, Ketua DPP Brandal Alif, Arif Yulianto, menyampaikan kekecewaannya terhadap Pemkab Rembang yang dinilai tidak berpihak pada pemerataan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

“Jika pemerintah kabupaten benar-benar memikirkan keadilan bagi masyarakat, tentu pembangunan RS KSH ditempatkan di wilayah Rembang Timur. Pemkab seharusnya berpikir untuk mendekatkan akses pelayanan kesehatan kepada seluruh warga, bukan hanya di Kecamatan Rembang saja,” tegas Arif.

Ia menambahkan bahwa massa ingin bertemu langsung dengan Bupati untuk menyampaikan aspirasi secara terbuka.

“Ini masalah rakyat, masalah penting. Kami harus bertemu langsung dengan Bupati,” lanjutnya.

Pihak eksekutif kemudian menugaskan Kabag Hukum Setda Rembang untuk menemui perwakilan massa. Namun saat ditanya mengenai kewenangan mengambil keputusan atas tuntutan tersebut, Kabag Hukum menyatakan tidak memiliki wewenang. Pernyataan itu memicu ketegangan dan membuat massa sempat merangsek ke dalam gedung untuk memastikan keberadaan Bupati.

Brandal Alif juga meminta agar dapat bertemu dengan Wakil Bupati atau Sekretaris Daerah apabila Bupati tidak ada di tempat. Namun, permintaan itu tidak terpenuhi sehingga memunculkan kekecewaan mendalam di kalangan massa.

“Rembang tidak punya bupati, tidak punya wakil bupati, tidak punya sekda!” teriak sejumlah anggota Brandal Alif di depan Kantor Setda.

Tidak puas dengan hasil tersebut, massa kemudian bergerak menuju Gedung DPRD Rembang yang berlokasi bersebelahan dengan Kantor Setda. Namun sesampainya di sana, mereka kembali kecewa karena tidak menemukan satu pun anggota DPRD yang sedang berada di tempat.

Sekretaris DPRD (Sekwan) sempat mencoba menghubungi pimpinan DPRD. Tak lama kemudian, Ketua DPRD Rembang, Rauf, akhirnya datang menemui massa. Dalam pertemuan itu, Arif meminta Ketua DPRD untuk menghadirkan Bupati.

“Saya agendakan,” jawab Rauf singkat.

“Kalau menelepon sekarang saya tidak enak,” tambahnya.

Pernyataan tersebut memicu reaksi keras dari massa.

“Berarti Anda lemah!” tegas Arif.

“Kalau lemah kenapa?” sahut Rauf menanggapi.

Melihat tidak ada kejelasan hasil dari dialog tersebut, Arif menutup aksi dengan pernyataan tegas di hadapan para peserta.

“Karena wakil kita tidak bisa menghadirkan Bupati, maka kami pamit saja,” ujarnya.

Aksi kemudian berakhir dengan tertib, meskipun massa Brandal Alif menyatakan kecewa terhadap sikap Pemkab dan DPRD Rembang yang dinilai tidak responsif terhadap aspirasi masyarakat terkait lokasi pembangunan RS KSH.